Minggu, 04 November 2012

Lempar Lembing



LEMPAR LEMBING
  1. Sejarah Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga mereka.
Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman modern meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.
Menilik pada sejarahnya, Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani. Tak hanya berisi pertandingan olahraga, tapi juga jadi tempat diselenggarakannya berbagai kemegahan seni dan budaya. Even ini merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama Olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka.
Karenanya, Olimpiade puya nilai sakral. Pada saat acara tersebut berlangsung, segala konflik bersenjata (perang) dan eksekusi bagi para narapidana ditangguhkan. Tujuannya agar perayaan berlangsung damai. Sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Selain di peradaban Yunani klasik. Lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani.
Olahraga yang populer di peradaban Cina Klasik adalah senam atau akrobat. Sedangkan di Mesir, olahraga yang paling diminati adalah renang dan memancing. Mengingat Sungai Nil sebagai pusat peradaban bangsa Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka. Termasuk juga untuk dipertandingkan.
Sehingga sangat beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba
  1. Pengertian lempar lembing
Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan.
Dalam olah raga atletik dikenal olah raga lempar lembing. Olah raga lempar lembing merupakan olah raga atletik berjenis lintasan dan lapangan. Pada olah raga ini, atlet lempar lembing harus berlari pada lintasan untuk ancang-ancang. Kemudian, atlet melemparkan lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan.
Olah raga lempar lembing  memiliki perbedaan dengan cabang olah raga atletik lempar lainnya. Pada olah raga lempar lembing, gaya atau style yang digunakan saat melempar lembing sudah ditentukan.
Atlet tidak boleh menggunakan gaya lain. Dalam olah raga lempar lembing, dibutuhkan kecepatan sedangkan pada olah laga lempar lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki hubungan yang cukup erat dengan olah raga sprint.
Lembing yang digunakan berukuran panjang 2,6 – 2,7 m untuk putra dan 2,2 -2,3 m untuk putri. Berat lembing yang digunakan 800 gram untuk putra dan 600 gram untuk putri. Selain itu, lembing dilengkapi dengan pegangan sepanjang 20 cm dan ujung tajam dari metal
  1. Teknik-Teknik yang Diperhatikan dalam Lempar Lembing
Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing
Pada olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat
800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram.
Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara membawa lembing, gaya
melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
  • Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
1.      Cara Finlandia: antara kedua jari
tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
2.      Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing.
  • Cara Membawa Lembing
Dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan, yaitu:
1.      Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah bawah
2.      Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
3.      Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan
dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.
  1. Gaya Melempar

Dalam melempar lembing, terdapat dua gaya yang digunakan, antara lain:
  • Gaya silang atau dikenal dengan istilah
    cross step
  • Gaya berjingkat atau hop step
  1. Sikap Berdiri Ketika Melempar Lembing

Sebelum lembing dilemparkan, posisi siku harus diletakkan sedekat mungkin dengan lembing. Kemudian lembing dipegang lurus tepat di belakang kepala. Usahakan tangan lebih tinggi dari bahu dan lembing diposisikan sejajar dengan lengan. Jarak kedua kaki
sekitar enam puluh centimeter dan ujung kaku menghadap ke arah lemparan.

Sementara itu punggung berada agak ke belakang. Gerakan
melempar didahului dengan memutar ke depan dari panggul kanan, kemudian dilanjutkan dengan bahu mengikuti ke arah depan. Setelah itu, diikuti gerakan melempar dengan menjaga posisi siku agar tetap dekat dengan lembing.

  1. Peraturan pertandingan Lempar lembing
Lembing adalah sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya. Melempar adalah melakukan gerakan menolak / mendorong seperti membuang sesuatu dari tangan kita. Dalam proses melempar terjadi pengaliran tenaga dari tangan terhadap media yang dipegangtangan.
Berat media, stabilitas media, dinamika gerakan tubuh, kuat tenaga, statistika ritme, akan mempengaruhi seberapa jauh lemparan anda.
Lemparan terdapat proses, penyaluran tenaga, tolakan, pelepasan tenaga dan media, daya layang dan jatuh media di tanah (grafitasi).
Lempar Lembing dapat diartikan, melakukan gerakan untuk mendorong lepas lembing dari tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan
  • Lembing terbuat dari bambu dengan mata lembing terbuat dari logam
- Untuk putra panjang 260 cm, berat 800 gr
- Untuk putri panjang 200 cm, berat 600 gr
  • Cara memegang lembing
    • Dipegang di atas bahu, ujung lembing ke atas
    • Dipegang di depan dada , ujung lembing ke bawah
    • Dipegang di belakang, menempel pada tangan yang memegang lembing diluruskan
  • Teknik dalam lempar lembing.
    • Cara Memegang
Lembing dipegang pada bagian pegangannya yang diikat dengan tali sepanjang 20cm, dengan jari kelingking terdekat pada ujung lembing, sedangkan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dan jari tengah memegang erat ikatan tali pegangan yang berbentuk tonjolan. Pegangan itu harus kuat dan jari-jari lainya menahan lembing di atas telapak tangan. Telapak tangan harus tetap menghadap ke atas selama gerakan melempar.
    • Lemparan dari sikap berdiri
Perhatikan siku harus sedekat mungkin pada lembing selama lembing belum dilemparkan. Lembing dipegang dengan dengan lurus di belakang kepala. Tangan harus lebih tinggi dari pundak. Lembing dalam keadaan sejajar dengan lengan. Jarak kedua kaki kira-kira dua feet (60 cm) dengan ujung kaki kalau bisa menghadap ke arah lemparan. Punggung sedikit ke belakang. Gerakan lemparan dimulai dengan putaran ke depan dari panggul sebelah kanan (untuk lemparan menggunakan tangan kanan). gerakan berlanjut pada pundak mengikuti ke depan. Begitu pundak bergerak, maka lengan harus melempar secepat mungkin dengan sikunya tetap tinggi dan sedekat mungkin dengan lembing.
    • Lemparan dengan lari tiga atau lima langkah
Cara lari dimulai dengan kedua kaki rapat, menghadap ke arah lemparan, sedang lembing dipegang dengan tangan kanan dan lengan lurus ke belakang. Lari dimulai dengan kaki kiri Dengan kaki mendarat pada tumit ujung telapak kaki. Yang perlu diperhatikan gerakan terakhir pada langkah kaki kanan saat akan melempar. Kaki kanan bergerak ke depan, lutut diangkat lebih tinggi dan badan agak condong ke belakang. Kaki mendarat tidak pada ujungnya. Jauh dekatnya lemparan tergantung pada kecepatan lengan waktu melepas lembing.
  • Hak melempar
    • Mempunyai hak melempar 3 kali
    • Melempar harus dengan 1 tangan
  • Diskualifikasi
    • Lembing tidak dipegang pada pembalutnya
    • Dipanggil 2 menit belum melemapar
    • Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas
    • Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar
    • Lembing jatuh di luar garis sektor lempar
    • Ujung lembing tidak membekas pada tanah
sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya.
Melempar adalah melakukan gerakan menolak / mendorong seperti membuang sesuatu dari tangan kita. Dalam proses melempar terjadi pengaliran tenaga dari tangan terhadap media yang dipegang tangan.
Berat media, stabilitas media, dinamika gerakan tubuh, kuat tenaga, statistika ritme, akan mempengaruhi seberapa jauh lemparan anda.
Lemparan terdapat proses, penyaluran tenaga, tolakan, pelepasan tenaga dan media, daya layang dan jatuh media di tanah (grafitasi).
Lempar Lembing dapat diartikan, melakukan gerakan untuk mendorong lepas lembing dari tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan.
    • Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram
    • Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram
    • Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
    • Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan.





Cara memegang lembing
Ada 3 cara memegang lembing, antara lain.
  1. Cara Amerika
Lembing dipegang pada bagian lilitan tali dengan jari telunjuk dan ibu jari sehingga posisi lembing tepat berada pada garis tengah telapak tangan.
  1. Cara Finlandia
Lembing dipegang pada bagian belakang lilitan tali dengan jari tengah dan ibu jari, sedangkan jari telunjuk menempel pada lembing dalam sewajarnya sehingga posisi lembing tepat berada pada garis telapak tangan.
  1. Cara pegang Tang
Lembing dipegang dengan cara dijepit oleh telunjuk dan jari manis di belakang lilitan, sedangkan ibu jari, jari manis, dan jari kelingking melekat pada lilitan.

Cara melempar lembing
Cara melempar lembing ada 2 cara yaitu tanpa awalan dan dengan awalan, cara dengan awalan atau langkah ini dapat dilihat gaya lempar lembing. Gaya lempar lembing dibedakan menjadi 2, yaitu awalan langkah jingkat dan awalan silang.
Pada bab ini, kita akan membahas lempar lembing gaya langkah jingkat (hop-step)
Lemparan diawali dengan sikap siap melakukan awalan dengan lari cepat. Pada saat kaki  kanan menyentuh tanda yang ditentukan, tangan kanan diluruskan kebelakang mengarah kebawah. Pada saat kaki kiri melangkah kedepan dan mendarat, langkah kaki kiri selebar mungkin dan sejauh mungkin. Pada saat kaki kiri mendarat, pindahkan berat badan ke kaki kanan hingga lutut kaki kanan merendah. Pada saat itu, tangan kanan yang memegang lembing posisinya lurus kebawah dengan mata lembing dan pandangan terarah kesudut lemparan.
Dengan didahilui kekuatan siku kanan, lembing dibawa kedepan, serong, atau melewati atas bahu. Gerakan ini hamper bersamaan dengan meluruskan kaki kanan. Gerakan ini segera disusul dengan kaki kiri dan tangan kanan mengayun lurus kearah sudut lemparan. Pada saat itu, lembing lepas dari tangan.

0 komentar:

Posting Komentar